Kalau kita melihat judul diatas bukan bermaksud
primordialisme atau lebih ekstrim lagi chauvisnisme tetapi tulisan semata hanya
dimaksud untuk membangun kesadaran bersama para perantau Minangkabau atau
Sumatera Barat yang ada diperantauan kalau kita bersatu atau saling menjalin
kerjasama tidak hanya secara sosial melalui organisasi Ikatan Keluarga Minang
yang ada tetapi akan lebih besar lagi manfaatnya kalau potensi yang ada bisa
menggerakkan perekonomian secara masif dan modern sehingga membuat daya unkit yang
besar atau leveraging sehingga bisa memberi manfaat maksimal bagi para perantau
minang khususnya dan bangsa Indonesia pada umumnya.
Hal ini menjadi penulis untuk membahasnya lebih detai karena
selama ini sudah banyak wacana diskusi baik di Group Facebook maupun WAG yang
ada untuk memajukan perekenomian anak bangsa khususnya UMKM dan lebih
mengerucut lagi UMKM para perantau minang. Hal ini lebih terasa besar lagi
semangatnya setelah Aksi Bela Islam ABI212 yang pada waktu bersamaan muncul
ajakan untuk memboikot salah satu produk serta semakin santernya cengkeraman
ekonomi oleh Sembilan Naga terutama dalam bidang perbankan serta perdagangan.
Kami tidak ingin membahas tentang Sembilan Naganya, tapi kita lebih baik apa
yang bisa kita perbuat ditengah momentum bangkitnya kesadaran tentang upaya
untuk membangun ekonomi Umat Islam umumnya dan ekonomi para perantau minang
khususnya.
Khusus untuk para perantau minang selain momentum utama
ABI212 ada lagi momentum lainnya yang bisa menjadi penyemangat kita untuk lebih
memperhatikan atau menggarap potensi ekonomi para perantau minang ini secara
sungguh dan mengajak semua lapisan dan stakeholder baik dari para perantau
sendiri dan organisasasi para perantau minang seperti IKM daerah yang sudah
ada, serta dibulan Oktober 2016 sudah terbentuk juga Organnisasi Minang yang
baru dan lebih modern dan lebih moderat yaitu Ikatan Keluarga Minang yang dipimpin
oleh Bapak Mayjen Purn Fuad Basya https://id.wikipedia.org/wiki/M._Fuad_Basya
. IKM ini sifatnya bukan menggantikan peranan Ikatan Keluarga atau
organisasi perantau minang yang sudah
ada tetapi lebih merangkul dan saling melengkapi dan masing-masing IKM yang
sudah ada tetap jalan dengan AD/ART yang sudah ada. IKM ini diharapkan menjadi pemersatu sehingga
diharapkan nantinya dengan konsep organisasi yang modern dan dilengkapi infrastruktur yang lebih modern misalnya
Penerapan ICT yang mumpuni untuk mendukung jalannya organisasi tentu akan
memudahkan untuk mendata semua potensi perantua minang yang ada. Demikian juga
pada bulan Desember ini juga sudah terpilih Ketua Umum Gebu Minang yang baru yang
dipimpin juga oleh Tokoh Bisnis dan Politik Nasional yaitu Bapak Oesman Sapta Odang
https://id.wikipedia.org/wiki/Oesman_Sapta_Odang
yang beberapa hari sebelumnya juga terpilih menjadi Ketua Umum Hanura
menggantikan Bapak Jendral Purn Wiranto.
Kalaulah Dua Organisasi Minang yang bersifat Nasional Ini
saling bersinergi dan bekerjasama untuk memajukan ekonomi para perantau minang
tentu Insha Allah hasilnya akan sangat luar biasa dan akan memberikan manfaat
bagi seluruh perantau minangkabau dan syukur-syukur juga bisa menarik gerbong
ekonomi di ranah minang dengan membantu untuk memasarkan produk-produk dari
kampung misalnya saja hasil pertanian dan perkebunan termasuk Industri
Kerajinan kecil serta Industri Kreatif lainnya.
Selain momentum terbentuknya pengurus Organisasi para
perantua minang juga ada momentum mulai diluncurkannya Outlet Modern MinangMart
di Padang dan sekaligus langsung ada 2 Outlet, dan ini diharapkan bisa menjadi Bisnis Model untuk modern channel marketplace. Terlepas masih ada kontroversi yang ada
harusnya kita semua stakeholder masyarakat dan perantau minang termasuk
pemerintah daerah sendiri untuk memastikan MinangMart kembali ketujuan awal
untuk menyediakan MarketPlace modern channel dengan mengutataman produk-produk
UMKM di ranah minang yang katanya bisa mencapai 25% dari space display yang
tersedia. Menurut hemat kami ini sudah cukup besar dibandingkan dengan Alfamart
atau Indomart yang sudah tersebar di seantero Nusantara. Kemudian akan lebih
baik lagi kalau pemilik dari MinangMart itu adalah para pemilik Toko atau Kedai
yang sudah ada yang di-upgrade menjadi Modern Channel dengan dibantu Financing
oleh Bank Nagari dan disupport oleh Jamkrida misalnya atau Financing lainnya
misalnya Koperasi Syariah misalnya. Nantinya diharapkan MinangMart tidak hanya
dibuka di Sumatera Barat tetapi diseluruh Nusantara seperti halnya Alfamart dan
Indomaret. Untuk tahap awal memang fokus di Sumatera Barat dulu tapi tidak ada
salahnya juga mulai dibuat rencana Bisnis untuk dibuka di luar Sumatera Barat misalnya
di Pekanbaru, Jambi dan Jabodetabek dan Bandung misalnya.
Selain hal diatas juga
ada beberapa E-Commerce yang digagas oleh para perantau Minang misalnya
GerobakOnline.Com yang dimotori oleh PT. Rosda Karya di Bandung. Kalau
Platforms e-commerce ini bisa disinergikan dengan semua potensi UMKM para
perantau minang yang ada tentu hasilnya akan luar bisa untuk membesarkan
e-commerce yang katanya sangat komit untuk memasarkan produk-produk UMKM dari
Sumatera Barat misalnya Aneka Produk Olahan daging seperti Rendang, Dendeng,
Kerupuk Kulit, dll. Demikian juga dengan produk kreatif lainnya seperti kain
songket dari Pandai Sikek misalnya atau produk-produk hasil laut seperti Rakik
Maco /Peyek Ikan dari Pesisir Selatan atau Pariaman misalnya serta banyak aneka
produk lainnya yang butuh pasar diluar Sumatera Barat.
Kemudian kalau kita lihat lagi potensi Ekonomi dari para
perantau minang yang sudah ada misalnya Rumah Makan Minang/Padang yang ada di
Jabodetabek saja misalnya mungkin jumlah lebih dari 10.000 Unit kalau dibentuk
organisasi semacam Koperasi misalnya Koperasi Syariah Pedagang Nasi Padang
Jabodetabek misalnya maka bisa dibayangkan berapa banyak produk yang bisa
dikelola atau disupply oleh para koperasi tersebut dan tentunya koperasi itu
juga mengambil barang atau produk dari pedagang minang yang sudah ada. Tujuan
utama Koperasi lebih dimaksudkan untuk memperbaiki rantai supply atau Supply
Chain Management sehingga diharapkan koperasi bisa langsung dari tangan pertama
atau maksimal tangan kedua sehingga bisa mendapatkan harga terbaik dan selalu
kompetitif dan yang lebih penting lagi adalah harga yang stabil. Kita bisa
mulai dari Kebutuhan Daging saja misalnya saja kalau rata-rata 1 warung butuh 3
Kilogram Daging Misalnya berarti ada kebutuhan atau permintaan 30.000.kg atau
30 Ton Daging segar yang kalau dikonversi bisa setara dengan 100 ekor sapi
perhari. Demikian juga dengan beras kalau 50 Kg sehari berarti butuh 500.000 Kg
atau 500 Ton per hari, demikian juga selanjutnya dengan Cabe Merah, Ayam
Potong, Ikan, Kelapa, Minyak Goreng, dan lain-lain. Termasuk juga nantinya
dengan tempat usaha atau Bisnis Properti baik yang sifatnya sewa maupun dibeli.
Saya membayangkan Koperasi Syariah ini dikelola seperti
perusahaan supply chain yang modern dan dilengkapi oleh ICT yang mumpuni tentu
ini akan menjadi kekuatan ekonomi baru yang nilai perputaran uangnya tiap tahun
bisa trilyunan ambil saja rata-rata omset rumah makan Padang dari yang besar
sampai yang kecil rata-rata 2 Juta Per Hari berarti kalau ada 10.000 akan ada 20
Milyar per hari atau 600 Milyar per Bulan atau 7.2 T per tahun ini bukan jumlah
yang kecil.
Tentu Koperasi tidak hanya mengeruk keuntungan semata tetapi
juga lebih penting adalah memberikan pelatihan dasar-dasar mengelola keuangan
dan prinsip HACCP (Hazard Analysis and
Critical Control Point) System atau GMP (Good
Manufacturing Practices) untuk
memastikan bahwa produk-produk makanan yang dijual senantiasa sehat dan aman,
disamping itu Koperasi ini juga bisa sekaligus menjadi semacam Koperasi Simpan
Pinjam syariah sehingga bisa membantu permodalan terutama yang baru mulai
berusaha dan tidak ada salahnya juga memberikan pelatihan resep makanan yang
umum sehingga menarik orang untuk membeli karena makanan yang enak dan bergizi
misalnya.
Itu baru dari Rumah makan Padang belum lagi dari para
pedagang tekstil dan garment yang jumlah juga hampir sama atau mungkin lebih
banyak lagi dari rumah makan Padang demikian juga halnya dengan pedagang
kelontong yang kalaulah benar misinya Minang Mart meng-upgrade para pedagang
tradisional menjadi modern channel juga ini menjadi pasar atau potensi yang
besar untuk digarap disamping peluang untuk Investor untuk membuka channel baru
seperti halnya Alfamart dan Indomart tetapi tentu dengan prinsipnya bukan Franchise
tapi ada bentuk kerjasama dan pemberdayaan sehingga bukan hanya Franchisor-nya
saya yang selalu untuk tetapi adalah kedua belah pihak atau sama-sama maju.
Tahapan selanjutnya tentu kalau pasar sudah terbentuk tentu
kita mulai berfikir bagaimana berfikir juga untuk mulai memikirkan untuk
membuat produk-produk pengganti dari Industri misalnya Kecap dan Sambel yang
dihasilkan oleh UMKM-UMKM tentu dengan kualitas dan stadard yang tidak kalah
dengan produksi pabrik besar. Kalau kesempatan diberikan dan pembinaan yang
cukup tentu Insha Allah para UMKM ini akan bisa berkembang dan tidak menutup
kemungkinan bisa juga membangun Pabrik yang modern nantinya.
Itulah sebagian gambaran peluang dan potensi yang bisa
digarap dengan profesional dan modern yang paling utama adalah dalam
pengelolaan supply chain misalnya untuk Daging – Ayam – Cabe dan Bawang
misalnya, dan bila perlu Koperasi nanti akan membeli produk lansung dari Produsen
utama misalnya untuk bawang bisa Brebes atau dari Solok Misalnya. Demikian juga
dengan Cabai bisa langsung dari petaninya dan kerjasama dengan Koperasi Petani
yang ada dan bisa perlu dibuatkan Storage
Room yang besar dan khusus untuk Rumah Makan Padang Cabenya mungkin bisa
disimpan dalam bentuk sudah digiling sehingga lebih mudah disimpan dalam storage room.
Tugas selanjutnya tentu melahirkan pengusaha-pengusaha muda
yang baru sehingga DNA saudagar yang ada pada orang Minangkabau bisa diasah dan
mimpi untuk melahirkan 10.000 pengusaha muda Minangkabau bukanlah mimpi tetapi
adalah sesuatu yang bisa dilakukan selama diberikan pembinaan dan Inkubasi
serta yang penting tentu kesempatan serta Bantuan Modal dan peluang pasar
sehingga cepat mandiri, sebagai Ilustrai lulusan SLTA di Sumatera Barat saja
tiap tahunnya mencapa 70.000/Tahun sehingga jumlah 10.000 adalah jumlah yang
wajar. Semoga hal ini cepat terwujud..Amin Yaa Rabbal Alamin
Bekasi, 1
Januari 2017
@Rizal2407
- Masrizal Umar
"Janganlah Berfikir Menjadi Orang Sukses Tapi
Berusahalah Menjadi Orang yang Bernilai"