Sebelum kami membahas judul diatas ada baiknya kita simak
sekilas penjelasan tentang Minang Mart yang dimuat di Haluan.com Kamis, 8
Desember 2016 sebagai berikut:
Direktur PT Grafika Jaya Sumbar
(PT Grafika) Dasril, SPd, MM menjelaskan bahwa Minang Mart bukanlah program Gubernur Sumbar. Minang Mart adalah murni pengembangan
bisnis BUMD PT Grafika Jaya Sumbar.
Dasril mengungkapkan bahwa
dalam operasionalnya, Minang Mart tidak menggunakan dana APBD Sumbar, melainkan
murni investasi PT Grafika bekerja sama dengan pihak swasta.
Menangkap gagasan dan ide
banyak pihak, bagamana pula ritel modern
bisa menampung produk UMKM dan bahan pangan pertanian di Sumbar. Karena itu, PT
Grafika membuka unit usaha baru di bidang ritel dengan nama Minang Mart. Dalam
hal ini, PT Grafika menggandeng dua BUMD, yakni Bank Nagari sebagai supporting
modal dan PT Jamkrida sebagai penjamin pinjaman modal.
Karena usaha ritel itu
padat modal, padat manajemen dan IT serta padat pengalaman, sambung Dasril,
maka PT Grafika menggandeng PT Sentra Distribusi Nusantara (SDN), dan
bersama-sama membentuk anak perusahaan PT Ritel Modern Minang (PT RMM) sebagai
operator Minang Mart. Jadi, Minang Mart adalah bisnis to bisnis antara PT
Grafika dengan PT SDN. Ditambahkan, kaitan Gubernur Sumbar dengan Minang Mart
hanyalah berupa supporting moral dengan me-launching-nya. Perlu dijelaskan, PT
SDN adalah perusahaan swasta milik anak-anak Minangkabau di Jakarta. “Jadi,
tidak benar ada pemodal besar atau kapitalis di belakang Minang Mart. Dan,
paten merk dagang Minang Mart 100 persen milik PT Grafika
Dalam operasionalnya Minang
Mart tidak akan mematikan warung-warung yang ada di sekitarnya. Minang Mart
punya pola kemitraan. Warung yang bermitra akan di-upgrading. Manajenennya
dibenahi, desain toko dan pelayanan dibuat standar. Setelah di-upgrading,
warung mitra difasilitasi mendapat tambahan modal melalui Bank Nagari dengan
jaminan PT Jamkrida. Pola mitranya bukan waralaba, tapi kerja sama bagi hasil.
“Barang-barang yang dijual di Minang Mart dipasok oleh distributor lokal, dan
dijual dengan harga yang transparan sesuai harga pasar. Karyawan Minang Mart
digaji sesuai standar UMP Sumbar dan diikutkan program BPJS Kesehatan dan
Ketenagakerjaan. Khusus pasokan bahan pangan produk pertanian, PT Grafika
langsung membeli ke petani melalui kelompok-kelompok pertanian. Seperti
harapan pemerintah, Minang Mart akan memberi ruang sampai 30 persen secara
bertahap untuk produk kuliner UMKM dan
produk pertanian Sumbar.
Oleh karena itu tidak ada
yang perlu ditakutkan, karena pasokan barang Minang Mart juga dari distributor
lokal. IT manajemen juga standar lokal seperti yang dipakai peritel Sumbar.
Tenaga kerja juga dari putera puteri Sumbar. Kedepan, Alfa Mart, Indo Mart dan
peritel besar lainnya juga tidak akan bisa dibendung tatkala pasar bebas
sudah berlaku. “Toko-toko Minang Mart yang ada sekarang adalah untuk contoh
bagi pemilik warung yang ingin bermitra dengan Minang Mart.
Dari penjelasan diatas kita sudah punya gambaran yang cukup
jelas bagaimana bisnis model dari Minang Mart yang selama ini ada yang menyebut
berbentuk Koperasi – Waralaba/Franchise sudah bisa jelaskan dengan jelas bahwa
bentuk kerjasamama antara Minang Mart dengan Mitra (Partner/Pengelola Toko)
kerjasama bagi hasil dan untuk financing disupport oleh Bank Nagari serta untuk
jaminan kredito oleh Jamkrida.
Hal ini cukup menarik dan termasuk bisnis model dengan
pedekatan syariah bagi hasil yang memang prinsip win-win solution. Sehingga
kalau suatu toko berkembang atau dapat untung pihak pengelola/mitra akan dapat
untuk demikian juga halnya dengan Minang Mart sebagai Pengelolanya. Hal ini
kalau memang dikelola dengan baik akan sangat membantu untuk mengembangkan
usaha kecil dan menengah di Ranah Minang atau Sumatera Barat, dan kalau ini
bisa dibenahi dan dikelola secara profesional kami berkeyakinan Minang Mart
bisa berkembang dengan pesat dan bisa diterima oleh semua stake holder dan
terutama para konsumen yang menginginkan tempat belanja yang nyaman dan
swalayan serta tentu lebih rapi serta diharapkan juga harga yang kompetitif.
Hal lebih penting lagi adalah tersedia pasar modern yang baru / modern channel
untuk kategori minimarket atau convenience store. Sehingga diharapkan
produk-produk pertanian dan UMKM yang ada di Sumatera Barat dapat tempat di
Modern Channel dan tentunnya akan meningkatkan selling out serta unjungnya
adalah keuntungan yang wajar sehigga akan menjadi motor baru penggerak
pertumbuhan ekonomi di ranah minang.
Alhamdulillah Pada Jumat Tanggal 18 November 2016 akhirnya
dua gerai ‘Minang Mart’ diresmikan Walikota Padang H. Mahyeldi Ansharullah Dt
Marajo. Keduanya berada di dua lokasi berbeda, yakni di Gurun Laweh, serta di
Simpang Lubuk Begalung. http://mediakoreksi.com/walikota-minang-mart-milik-orang-minang/
. Mudah-mudahan dengan mulai
beroperasinya dua outlet ini bisa menjadi model dan benchmarking dalam
pembukaan outlet berikutnya yang awalnya 1000 Outlet sekarang dinaikkan menjadi
2400.
Kita pahami selama ini banyak sekali polemik atau perdebatan
yang men-challenge kehadirang Minang Mart mulai ada yang menyebut ini
bekerjasama dengan Trans Mart Retail yang notabene adalah Group dari Careffour
dan Trans Mart, ternyata setelah dibuka 3 minggu lalu dan penjelasan dari Dirut
Minang Grafika kita bisa mendapat gambaran sebenarnya, Kemarin juga masih sempat juga muncul kekwatiran dari Assosiasi Pengusaha
Ritel di Sumbar "Konsep awal Minang
Mart patut diacungi jempol, karena dengan melibatkan tiga Badan Usaha Milik
Daerah (BUMD), dinilai bisa meningkatkan harkat dan martabat usaha mikro kecil
dan menengah (UMKM) di Sumbar, sekaligus perpanjangan tangan pemerintah daerah
untuk bisa mengintervensi harga pasar jika terjadi gejolak di pasar. Tetapi
dalam perjalanannya banyak yang melenceng," kata Ketua Asosiasi Pengusaha
Ritel Sumbar Guspardi Gaus http://www.skrinews.com/2016/12/minang-mart-melenceng-dari-konsep.html
Semoga saja kritikan dan polemik diatas menjadi alat pemacu
semangat Team dari Minang Mart untuk bisa menunjukkan komitmentnya seperti yang
dijelaskan diatas.
Penulis hanya sekitik mengkritisi model lanskap bisnis dari
Minang Mart sebenar seperti apa dari beberapa sumber yang kami dapatkan secara
konsep ada 4 Type dari Outlet Minang Mart sbb:
4 LEVEL MINANG MART
Minang Mart tidak hanya berbentuk ritel besar tapi
juga akan menjangkau warung-warung dan lapau kecil. Setidaknya ada 4 level
pembagian Minang Mart:
Minang Mart Tipe A
Minang Mart tipe A ini sama halnya dengan ritel
modern, menyediakan berbagai kebutuhan dan buka selama 24 jam.
Minang Mart Tipe B
Minang Mart Tipe B item yang dijual serta fasilitas
berada di bawah Minang Mart Tipe A. Jam buka untuk Minang Mart tipe B ini hanya
pada jam tertentu, tidak sampai 24 jam dan mereka sudah beroperasi sebelumnya.
Minang Mart Tipe C
Minang Mart level ini adalah kelas warung atau lapau
yang sebelumnya sudah ada. Nantinya mereka akan dibranding dengan Minang Mart.
Sedangkan kebutuhan barang, SDM, serta SOP akan disediakan oleh Minang Mart.
Minang Mart Tipe D
Minang Mart tipe D adalah level terendah dengan
menggunakan gerobak atau booth. Mereka nantinya juga akan diberikan
support dalam bentuk modal oleh Bank Nagari.
Terus
yang menjadi pertanyaan kami apakah Minang Mart juga akan mengelola Marketplace
Digital seperti Alfacart www.alfacart.com
atau Klik IndoMaret www.klikindomaret.com
Atau seperti ada juga wacana mau bersinergi dengan Online
Store yang sudah dirintis oleh perantau minang seperti Gerobak Online http://gerobak-online.com/
Mungkin pihak Management Minang Mart atau Minang Grafika bisa
menjelaskan sehingga ekpektasi yang besar dari masyarakat minang baik yang ada
di ranah minang maupun yang ada diperantauan bisa diwujud dengan harapan Minang
Mart bisa menjadi Altenative Modern
Channel untuk Kategori Minimarket/Convenience Store dan tidak hanya di
Sumbar tapi diseluruh pelosok tanah air dan yang jauh lebih penting lagi adalah
mempunyai prinsip kemitraan / bagi hasil dan Insha Allah sesuai syariah dan
yang penting sekali Bebas Riba. Semoga
Bekasi 9 Desember 2016
@Rizal
- Masrizal Umar
"Janganlah Berfikir Menjadi Orang Sukses Tapi
Berusahalah Menjadi Orang yang Bernilai"
Tidak ada komentar:
Posting Komentar