Dalam kurun waktu lebih dalam satu bulan ini, Dunia Medsos dan Media
Mainstream sangat ramai sekali dengan harstag Bela Islam , Aksi Damai Bela
Islam, Penista Alquran dan Ulama, Tangkap Ahok dll, mulai yang sifatnya netral, ucapan kebencian,
fitnah dan serta ajakan untuk Membela Islam secara damai. Bahkan kalau dengar
cerita teman-teman di WAG maupun FB maupun Twitter maupun Path tidak sedikit
yang sampai harus left WAG, unfriend,
unfollow dan kejadian lainnya yang kadang persahabatan dan pertemanan
selama ini menjadi bubar hanyak gara-gara Ahok demikianlah umpatan sebagian
teman di WAG maupun cuitan di Twitter atau status di FB beberapa orang teman.
Terus yang belakangan paling ramai tentu Gerakan Bela Islam Super Damai
212 dan serta Parade Kita Indonesia (PKI) 412. Bahkan ditengah-tengah hiruk
pikuk itu muncul pula berita Tertangkapnya beberapa tokoh yang dicurigai atau
patut diduga akan melakukan aksi makar terhadap pemerintahan yang sah,
sampai-sampai berita jatuhnya Pesawat Polri di Kepulauan Riau tidaklah menjadi
Heboh dibandingkan hebohnya atau viral-nya ABI 212 dan PKI 412.
Untuk lebih mudahnya kita mungkin bahas dulu Dampak dari Viralnya ABI 212
dan ABI 411, di dunia maya serta media mainstream, dimana yang paling menarik
selama kita lihat ada beberapa hal:
1.
Umat Islam Indonesia yang
selama ini terkenal dengan Silent
Majority atau bahkan selalu kena stigma sebagai sumber dari Teroris di
Indonesia bahkan dunia kembali membalikkan keadaan bahwa umat Islam adalah Umat Yang Rahmatan lil Alamin atau
Rahmat Bagi seluruh alam itu bisa dilihat dalam Aksi Bela Islam Super Damai 212
yang konon kalau menurut Google Maps dan perhitunga matematika sederhana di
perkirakan diikuti oleh lebih dari 2 juta peserta bahkan ada yang mengatakan
sampai 3.2 Juta Orang bahkan lebih banyak dari Jumlah Jemaah Haji yang Wukuf di
Arafah. Mereka semua datang dengan membawa pesan damai dan bedoa bersama dan
semua berlangsung dengan tertib bahkan dalam orasi dan doa para ulama
membangkitkan kecintaan terhadap Alquran dan Himbauan Umat Islam untuk bersatu
demi kebaikan bangsa dan ummat islam sendiri. Bahkan ada yang mengatakan media barat atau media yang
selama ini selalu menjelekkan Islam dan Umat Islam kehilangan “angle” untuk
mengatatakan islam itu agama yang bar-bar atau sumber kekacaauan di dunia.
Bahkan ada umat non muslim sampai kagum luar biasa melihat tertib dan damainya
Aksi Bela Islam Super Damai 212.
2.
Hal Kedua selama ini yang
di-stigmakan atau didengungkan oleh pihak yang bersebrangan mengatakan Bahwa
Kapolri dan Polri sebagai Institusi adalah yang melindungi Ahok atau BTP selama
ini menunjukkan sikap profesionalnya bahkan yang luar biasa Bapak Kapolri
Jendral Pol Tito Karnavian dan Panglima TNI beserta team dari pemerintahan
lainnya berhasil mencapai kesepakatan ABI Super Damai 212 hanya dilakukan di
Monas dan bahkan itu disebut bukan Demo tetapi adalah Aksi Bela Islam Super
Damai atau bahkan Bapak Presiden Ir Joko Widodo menyebutnya sebagai Kegiatan
Doa Bersama. Ternyata sampai dengan pelaksanaannya memang demikian adanya,
walaupun dilapangan masih ada terdengar berita ada beberapa daerah aparat Polri
atau TNI atau Pemda menghalang-halangi kedatangan umat muslim dari daerahnya ke
Monas atau DKI Jakarta. Terlepas dari Itu semua Polri dan TNI bahkan disebut
sebagai Pihak yang bisa mengendalikan dan mensupport kediatan ABI Super Damai
212 berjalan dengan tertib dan lancar sampai selesai.
3.
Stigma Selama Bapak
Presiden Ir Joko Widodo selalu membela dan melindungi BTP juga terbantahkan
dengan kehadiran Bapak Presiden ditengah-tengah Umat Islam yang sedang
berkumpul dan sholat jumat bersama di Monas dan Presiden dan Wakil Presiden
Bapak Jusuf Kalla serta Kapolri – Panglima TNI dan beberapa Menteri ikut dalam
sholat berjamaah dan ikut berdoa bersama, bahkan Bapak Presiden sempat berorasi
dan bertakbir ditengah umat islam dan luar biasa semua netizen memberikan
appresiasi yang luar biasa di media sosial bahkan di media Televisi dan media
mainstream lainnya. Artinya Hubungan Negara dan Umat Islam sudah makin mencair
dan bahkan sudah satu arah dan sepakat bahwa Hukum Harus ditegakkan dan NKRI
dan Bhineka Tunggal Ika adalah harga mati.
4.
Akibat adanya issue larangan
Armada Bis untuk membawa Umat muslim dari Ciamis ke Jakarta, dan mereka
melakukan aksi jalan bersama atau longmarch dari Ciamis ke Jakarta dan ini juga
menjadi viral dan mendapat dukungan perhatian dari Umat Islam di Indonesia
bahkan dunia, bahwa kekuatan iman dan cinta islam bisa mengalahkan rasa letih
dan lelah. Bahkan muncul juga cerita – cerita keajaiban dalam Longmarch dari
Ciamis ke Jakarta, dan informasi yang kami dapat kalau tidak salah dari Bandung
perjalanan mereka dilanjutkan dengan Bis sampai di mesjin Att Tin di Jakarta
Timur.
5.
Dampak dari kegiatan dan
suksesnya ABI Superdamai 212 membangkitkan ghirah umat islam untuk menjalankan
ajaran islam secara khaffah bahkan ada informasi dari teman bahwa shaff sholat
subuh yang biasanya 1 shaff/baris sekarang sudah menjadi 4 baris luar biasa.
6.
Sekarang meningkat juga
kesadarang umat islam untuk menerapkan prinsip syariah dalam kehidupan sehari
dan demikian juga dalam berbisnis yang berprinsip syariah dan anti-riba.
7.
Pupusnya Stigma bahwa
peserta atau umat islam yang datang yang ada yang men-sponsori, karena tidak
mungkin ada perusahaan yang sanggup mendatangkan umat sampai lebih dari 2 Juta
kalau rata2 biayanya Rp 200.000 saja sudah tentu perlu dana lebih dari 500
Milyar untuk ABI 212 saja belum ABI 411. Jadi memang mereka datang atas biaya
sendiri dan kalau ada yang memberi sedekah atau sumbangan itu hanya wujud
solidaritas sesama muslim.
Dari Tujuh hal diatas mungkin banyak lagi manfaat atau hal positif lainnya
yang bisa diperoleh, tetapi pertanyaannya kok bisa???. Itulah dasyatnya dunia
digital atau dunia medsos misalnya yang telah menjadikan ABI 411 dan ABI Super
Damai 212 viral yang luar biasa bahkan sampai ke dunia islam di dunia misalnya
Turki – Pakistan – Malaysia bahka Aussie dan USA serta Europe. Itulah yang
disebut dengan Digital media yang disseminasinya sangat cepat dan lansung ke
personal masing-masing dan lansung menyentuh target audience atau netizen yang
terlibat di medsos atau yang mengikuti berita-berita di media online maupun
media mainstream. Jadi ini ada hal yang positif bagi umat islam, apapun hasil
Pilkada atau hasil penegakan hukum terhadap Ahok atau BTP umat islam sudah
mendapat hikmah yang positif.
Sementara kalau kita lihat Parade Kebangsaan Indonesia (PKI) merupakan
kebalikan dari ABI 411 dan ABI Super Damai 212, dimana kegiatan Parade
Kebangsaan Indonesia (PKI) juga Viral di jagat maya atau dunia netizen tetapi
umumnya adalah yang negatif mulai dari issue massa berbayar – melanggar aturan
HBKB – Hari Bebas Kendaraan Bermotor / Car Free Day yang tidak boleh diisi
dengan kegiatan politik walaupun di bungkus dengan jargon Kebangsaan tetapi
kenyataannya bendera parpol bertebaran
dimana-mana dan hal ini diperparah lagi dengan issu pengerahan massa PNS dan beberapa
perusahaan swasta seperti dari Lippo Group misalnya, dan yang parahnya lagi
kegiatan ini meninggalkan bekas sampah yang beserakan dimana-mana dan rusaknya
taman-taman di sepanjang jalan Sudirman dan MH Thamrin, dan ini sangat paradox
dengan ABI 411 dan ABI Super Damai 212.
Ada lagi kreatifitas netizen menghubungkan kejadian PKI 412 dengan Hari
Toilet Sedunia dan Hari Hewan Liar Sedunia lengkap sudahlah kesan negatif
terhadao PKI 412 bahkan diperparah lagi berita bertengkarnya atau terjadinya
pemukulan terhadap Tokoh Partai Pendukung BTP bahwa sampai kasusnya ke Polisi.
Artinya apa itu semua memang Allah Tidak Tidur dan menunjukkan Kebesaran-Nya.
Jadi dari sisi Digital Marketing ABI 212 dan ABI Super Damai memberikan banyak
hal positif bagi umat islam dan pemerintahan Jokowi – JK sementara Parade Kebangsaan Indonesia (PKI) 412
menjadi set back atau
eksrimnya adalah kegiatan “kamigaze’ bagi BTP.
Bekasi, 5 Desember 2016
@Rizal -
Masrizal Umar
PT Sintola Solusindo Dinamika https://www.youtube.com/channel/UCfvtOZg5qMAJGPwk1xT03yw
"Janganlah
Berfikir Menjadi Orang Sukses Tapi Berusahalah Menjadi Orang yang
Bernilai"
Reference:
Viral Marketing :
Viral marketing, viral advertising, or marketing buzz are buzzwords referring to marketing techniques that use
pre-existing social networking services and other
technologies to try to produce increases in brand awareness or to achieve other marketing
objectives (such as product sales) through self-replicating viral processes, analogous
to the spread of viruses or computer
viruses (cf. Internet
memes and memetics).
It can be delivered by word of mouth or enhanced by the
network effects of the Internet and mobile networks.[1] Viral advertising is
personal and, while coming from an identified sponsor, it does not mean
businesses pay for its distribution.[2] Most of the
well-known viral ads circulating online are ads paid by a sponsor company,
launched either on their own platform (company webpage or social media profile)
or on social media websites such as YouTube.[3] Consumers receive
the page link from a social media network or copy the entire ad from a website
and pass it along through e-mail or posting it on a blog, webpage or social
media profile. Viral marketing may take the form of video clips,
interactive Flash games, advergames, ebooks, brandable software, images, text
messages, emailmessages,
or web pages.
The most commonly utilized transmission vehicles for viral messages include:
pass-along based, incentive based, trendy based, and undercover based. However,
the creative nature of viral marketing enables an "endless amount of
potential forms and vehicles the messages can utilize for transmission",
including mobile devices.[4]
The ultimate goal of marketers interested in
creating successful viral marketing programs is to create viral
messages that
appeal to individuals with high social networking potential (SNP) and that have
a high probability of being presented and spread by these individuals and their
competitors in their communications with others in a short period of time.[5]
The term "Viral marketing" has also been
used pejoratively to refer to stealth
marketing campaigns—marketing
strategies that advertise a product to people without them knowing they are
being marketed to.[6]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar