Minggu, 04 Desember 2016

Digital Marketing Series - Aksi Bela Islam 411 dan 212 vs Pergerakan Kebangsaan Indonesia (PKI) 412


Dalam kurun waktu lebih dalam satu bulan ini, Dunia Medsos dan Media Mainstream sangat ramai sekali dengan harstag Bela Islam , Aksi Damai Bela Islam, Penista Alquran dan Ulama, Tangkap Ahok dll,  mulai yang sifatnya netral, ucapan kebencian, fitnah dan serta ajakan untuk Membela Islam secara damai. Bahkan kalau dengar cerita teman-teman di WAG maupun FB maupun Twitter maupun Path tidak sedikit yang sampai harus left WAG, unfriend, unfollow dan kejadian lainnya yang kadang persahabatan dan pertemanan selama ini menjadi bubar hanyak gara-gara Ahok demikianlah umpatan sebagian teman di WAG maupun cuitan di Twitter atau status di FB beberapa orang teman.
Terus yang belakangan paling ramai tentu Gerakan Bela Islam Super Damai 212 dan serta Parade Kita Indonesia (PKI) 412. Bahkan ditengah-tengah hiruk pikuk itu muncul pula berita Tertangkapnya beberapa tokoh yang dicurigai atau patut diduga akan melakukan aksi makar terhadap pemerintahan yang sah, sampai-sampai berita jatuhnya Pesawat Polri di Kepulauan Riau tidaklah menjadi Heboh dibandingkan hebohnya atau viral-nya ABI 212 dan PKI 412.
Untuk lebih mudahnya kita mungkin bahas dulu Dampak dari Viralnya ABI 212 dan ABI 411, di dunia maya serta media mainstream, dimana yang paling menarik selama kita lihat ada beberapa hal:
1.       Umat Islam Indonesia yang selama ini terkenal dengan Silent Majority atau bahkan selalu kena stigma sebagai sumber dari Teroris di Indonesia bahkan dunia kembali membalikkan keadaan bahwa umat Islam adalah Umat Yang Rahmatan lil Alamin atau Rahmat Bagi seluruh alam itu bisa dilihat dalam Aksi Bela Islam Super Damai 212 yang konon kalau menurut Google Maps dan perhitunga matematika sederhana di perkirakan diikuti oleh lebih dari 2 juta peserta bahkan ada yang mengatakan sampai 3.2 Juta Orang bahkan lebih banyak dari Jumlah Jemaah Haji yang Wukuf di Arafah. Mereka semua datang dengan membawa pesan damai dan bedoa bersama dan semua berlangsung dengan tertib bahkan dalam orasi dan doa para ulama membangkitkan kecintaan terhadap Alquran dan Himbauan Umat Islam untuk bersatu demi kebaikan bangsa dan ummat islam sendiri. Bahkan ada  yang mengatakan media barat atau media yang selama ini selalu menjelekkan Islam dan Umat Islam kehilangan “angle” untuk mengatatakan islam itu agama yang bar-bar atau sumber kekacaauan di dunia. Bahkan ada umat non muslim sampai kagum luar biasa melihat tertib dan damainya Aksi Bela Islam Super Damai 212.
2.       Hal Kedua selama ini yang di-stigmakan atau didengungkan oleh pihak yang bersebrangan mengatakan Bahwa Kapolri dan Polri sebagai Institusi adalah yang melindungi Ahok atau BTP selama ini menunjukkan sikap profesionalnya bahkan yang luar biasa Bapak Kapolri Jendral Pol Tito Karnavian dan Panglima TNI beserta team dari pemerintahan lainnya berhasil mencapai kesepakatan ABI Super Damai 212 hanya dilakukan di Monas dan bahkan itu disebut bukan Demo tetapi adalah Aksi Bela Islam Super Damai atau bahkan Bapak Presiden Ir Joko Widodo menyebutnya sebagai Kegiatan Doa Bersama. Ternyata sampai dengan pelaksanaannya memang demikian adanya, walaupun dilapangan masih ada terdengar berita ada beberapa daerah aparat Polri atau TNI atau Pemda menghalang-halangi kedatangan umat muslim dari daerahnya ke Monas atau DKI Jakarta. Terlepas dari Itu semua Polri dan TNI bahkan disebut sebagai Pihak yang bisa mengendalikan dan mensupport kediatan ABI Super Damai 212 berjalan dengan tertib dan lancar sampai selesai.
3.       Stigma Selama Bapak Presiden Ir Joko Widodo selalu membela dan melindungi BTP juga terbantahkan dengan kehadiran Bapak Presiden ditengah-tengah Umat Islam yang sedang berkumpul dan sholat jumat bersama di Monas dan Presiden dan Wakil Presiden Bapak Jusuf Kalla serta Kapolri – Panglima TNI dan beberapa Menteri ikut dalam sholat berjamaah dan ikut berdoa bersama, bahkan Bapak Presiden sempat berorasi dan bertakbir ditengah umat islam dan luar biasa semua netizen memberikan appresiasi yang luar biasa di media sosial bahkan di media Televisi dan media mainstream lainnya. Artinya Hubungan Negara dan Umat Islam sudah makin mencair dan bahkan sudah satu arah dan sepakat bahwa Hukum Harus ditegakkan dan NKRI dan Bhineka Tunggal Ika adalah harga mati.
4.       Akibat adanya issue larangan Armada Bis untuk membawa Umat muslim dari Ciamis ke Jakarta, dan mereka melakukan aksi jalan bersama atau longmarch dari Ciamis ke Jakarta dan ini juga menjadi viral dan mendapat dukungan perhatian dari Umat Islam di Indonesia bahkan dunia, bahwa kekuatan iman dan cinta islam bisa mengalahkan rasa letih dan lelah. Bahkan muncul juga cerita – cerita keajaiban dalam Longmarch dari Ciamis ke Jakarta, dan informasi yang kami dapat kalau tidak salah dari Bandung perjalanan mereka dilanjutkan dengan Bis sampai di mesjin Att Tin di Jakarta Timur.
5.       Dampak dari kegiatan dan suksesnya ABI Superdamai 212 membangkitkan ghirah umat islam untuk menjalankan ajaran islam secara khaffah bahkan ada informasi dari teman bahwa shaff sholat subuh yang biasanya 1 shaff/baris sekarang sudah menjadi 4 baris luar biasa.
6.       Sekarang meningkat juga kesadarang umat islam untuk menerapkan prinsip syariah dalam kehidupan sehari dan demikian juga dalam berbisnis yang berprinsip syariah dan anti-riba.
7.       Pupusnya Stigma bahwa peserta atau umat islam yang datang yang ada yang men-sponsori, karena tidak mungkin ada perusahaan yang sanggup mendatangkan umat sampai lebih dari 2 Juta kalau rata2 biayanya Rp 200.000 saja sudah tentu perlu dana lebih dari 500 Milyar untuk ABI 212 saja belum ABI 411. Jadi memang mereka datang atas biaya sendiri dan kalau ada yang memberi sedekah atau sumbangan itu hanya wujud solidaritas sesama muslim.

Dari Tujuh hal diatas mungkin banyak lagi manfaat atau hal positif lainnya yang bisa diperoleh, tetapi pertanyaannya kok bisa???. Itulah dasyatnya dunia digital atau dunia medsos misalnya yang telah menjadikan ABI 411 dan ABI Super Damai 212 viral yang luar biasa bahkan sampai ke dunia islam di dunia misalnya Turki – Pakistan – Malaysia bahka Aussie dan USA serta Europe. Itulah yang disebut dengan Digital media yang disseminasinya sangat cepat dan lansung ke personal masing-masing dan lansung menyentuh target audience atau netizen yang terlibat di medsos atau yang mengikuti berita-berita di media online maupun media mainstream. Jadi ini ada hal yang positif bagi umat islam, apapun hasil Pilkada atau hasil penegakan hukum terhadap Ahok atau BTP umat islam sudah mendapat hikmah yang positif.
Sementara kalau kita lihat Parade Kebangsaan Indonesia (PKI) merupakan kebalikan dari ABI 411 dan ABI Super Damai 212, dimana kegiatan Parade Kebangsaan Indonesia (PKI) juga Viral di jagat maya atau dunia netizen tetapi umumnya adalah yang negatif mulai dari issue massa berbayar – melanggar aturan HBKB – Hari Bebas Kendaraan Bermotor / Car Free Day yang tidak boleh diisi dengan kegiatan politik walaupun di bungkus dengan jargon Kebangsaan tetapi kenyataannya bendera parpol  bertebaran dimana-mana dan hal ini diperparah lagi dengan issu pengerahan massa PNS dan beberapa perusahaan swasta seperti dari Lippo Group misalnya, dan yang parahnya lagi kegiatan ini meninggalkan bekas sampah yang beserakan dimana-mana dan rusaknya taman-taman di sepanjang jalan Sudirman dan MH Thamrin, dan ini sangat paradox dengan ABI 411 dan ABI Super Damai 212.


Ada lagi kreatifitas netizen menghubungkan kejadian PKI 412 dengan Hari Toilet Sedunia dan Hari Hewan Liar Sedunia lengkap sudahlah kesan negatif terhadao PKI 412 bahkan diperparah lagi berita bertengkarnya atau terjadinya pemukulan terhadap Tokoh Partai Pendukung BTP bahwa sampai kasusnya ke Polisi. Artinya apa itu semua memang Allah Tidak Tidur dan menunjukkan Kebesaran-Nya. Jadi dari sisi Digital Marketing ABI 212 dan ABI Super Damai memberikan banyak hal positif bagi umat islam dan pemerintahan Jokowi – JK sementara Parade Kebangsaan Indonesia (PKI) 412 menjadi set back atau eksrimnya adalah kegiatan “kamigaze’ bagi BTP.

 Bekasi, 5 Desember 2016

@Rizal - Masrizal Umar
"Janganlah Berfikir Menjadi Orang Sukses Tapi Berusahalah Menjadi Orang yang Bernilai"

Reference:

Viral Marketing :
Viral marketing, viral advertising, or marketing buzz are buzzwords referring to marketing techniques that use pre-existing social networking services and other technologies to try to produce increases in brand awareness or to achieve other marketing objectives (such as product sales) through self-replicating viral processes, analogous to the spread of viruses or computer viruses (cf. Internet memes and memetics). It can be delivered by word of mouth or enhanced by the network effects of the Internet and mobile networks.[1] Viral advertising is personal and, while coming from an identified sponsor, it does not mean businesses pay for its distribution.[2] Most of the well-known viral ads circulating online are ads paid by a sponsor company, launched either on their own platform (company webpage or social media profile) or on social media websites such as YouTube.[3] Consumers receive the page link from a social media network or copy the entire ad from a website and pass it along through e-mail or posting it on a blog, webpage or social media profile. Viral marketing may take the form of video clips, interactive Flash games, advergames, ebooks, brandable software, images, text messages, emailmessages, or web pages. The most commonly utilized transmission vehicles for viral messages include: pass-along based, incentive based, trendy based, and undercover based. However, the creative nature of viral marketing enables an "endless amount of potential forms and vehicles the messages can utilize for transmission", including mobile devices.[4]
The ultimate goal of marketers interested in creating successful viral marketing programs is to create viral messages that appeal to individuals with high social networking potential (SNP) and that have a high probability of being presented and spread by these individuals and their competitors in their communications with others in a short period of time.[5]
The term "Viral marketing" has also been used pejoratively to refer to stealth marketing campaigns—marketing strategies that advertise a product to people without them knowing they are being marketed to.[6]


Tidak ada komentar:

Posting Komentar