Rabu, 28 Desember 2016

Digital Marketing Series – Peranan Masyarakat Dalam Menjadikan Sumatera Barat sebagai Destinasi Halal Terbaik Dunia


Menindaklanjuti tulisan saya sebelumya tentang Marketing Learning Series – Harapan Baru Untuk Pariwisata Halal Sumatera Barat kemarin banyak masukan dan tanggapan dari pembaca tentang peran apa yang bisa dilakukan oleh masyarakat sebagai salah satu stakeholder dalam menyukseskan atau menjadikan Sumatera Barat sebagai Destinasi Halal Terbaik Dunia.
Mungkin sebelum kita membicarakan peranan yang bisa diambil oleh masyarakat baik yang ada di kampung atau anak nagari maupun yang ada diperantauan yang ingin sekali melihat Sumatera Barat atau Ranah Minangkabau menjadi Destinasi Halal Terbaik di Dunia yang bisa memberikan manfaat untuk kemajuan perekonomian Anak Nagari dan bisa membuka lapangan atau kesempatan kerja dibanyak sektor, kami ingin mengkritisi sedikit mental dari para Aparatur Sipil Negara (ASN) yang dulu kita kenal dengan Para Pejabat dan PNS dilingkungan Pemerintahan Daerah baik Provinsi maupun Kabupaten/Kota.
Hal ini perlu kami sampai jangan sampai nantinya para stakeholder khususnya masyarakat baik yang dikampung maupun diperantauan sudah sungguh ingin memajukan Pariwisata Halal di Sumbar tetapi para pejabat dan team tidak melakukan apa yang seharusnya mereka lakukan sebagai ASN yang sudah diberi Amanah dan “kesempatan” untuk memberikan pelayanan serta inisiatif terbaik untuk kemajuan Pariwisata di daerah kerja mereka masing-masing.
Ada pengalaman atau kisah nyata yang penulis alami sendiri dalam rangka atau usaha membantu memajukan Dunia Pariwisata di Sumatera Barat khususnya waktu Itu Salah satu Kota dan Kabupaten yang ada di Sumatera Barat (Penulis tidak menyebutkan Kota dan Kabupaten untuk menghormati mereka yang masih menjabat posisi yang sama sampai hari ini). Waktu itu sekitar bulan Mei 2016 Penulis berkesempatan untuk memberikan sharing best practices tentang Digital Marketing dan Branding di 2 Kabupaten dan 1 Kotamadya, dan Alhamdulillah di Ikuti oleh Pimpinan SKPD dan Teamnya dan Insha Allah bisa memberikan Insight tentang Digital Marketing dan Branding serta Digital Learning dan Knowledge Management. Sebagai tindak lanjutnya penulis juga berinisiatif untuk membuatkan semacam  YouTube Channel untuk promosi Potensi Wisata dan Investasi di masing-masing Kabupaten dan Kota termasuk Provinsi Sumatera Barat. (Note: Alhamdulillah sejak Agustus 2016 Semua Kabupaten dan Kota serta Provinsi sudah siap YouTube Channelnya).
Pertanyaan berikutnya tentu kita bicara Update Content dari Channel yang sudah dibuat dan dalam hal ini penulis berinisiatif menghubungi beberapa orang teman yang kebetulan sudah menjadi BOD di Salah Satu BUMN yang ada di Sumatera Barat dan dalam diskusi tersebut sudah ada komitment dari management untuk membantu mempromosikan Potensi Pariwisata dan Investasi di Sumetera Barat dan untuk Pilot Project akan dibuat di Satu Kota dan Satu Kabupaten yang ada di Sumatera Barat, dan secara prinsip Management BUMN tersebut untuk membantu membuatkan content Marketing berbentuk Video Promosi berkualitas Premium atau 4K/HD dan secara teknis layak tayang atau menjadi TVC. Untuk nilai nominal dibudget-kan sekitar 50 Juta Rupiah untuk masing-masing Kota dan Kabupaten. Saya secara pribadi tentu senang sekali mendapat dukungan dari CSR BUMN tersebut dan secara personal memberi tahu kepada Bapak Bupati dan Walikota dan beliau memberikan Disposisi untuk Menhubungi Kepala Dinas Pariwisata masing-masing, untuk segera mem-follow up tawaran kerjasama dari BUMN tersebut dan mereka atau pihak Management hanya minta semacam surat permohonan kerjasama yang sebaiknya ditandatangi oleh Bupati/Walikota atau minimal Sekretaris Daerah.

Singkat cerita para pejabat terkait sudah kami hubungi dan menyampaiakan niat baik dari BUMN tersebut untuk menjadi Sponsor pembuatan Video Promosi Pariwisata dan Investasi didaerah tersebut, termasuk Contact Person bahkan sampai kami berikan Mobile Number (HP/WA) dari Direksi yang bisa memberikan keputusan atau decission, tetapi apa yang terjadi sampai tulisan ini kami buat belum ada follow up, bahkan ada yang lebih lucu statement dari salah satu staf Dinas Pariwisata/Pemda untuk meminta saya membuatkan suratnya atau contoh proposalnya, hal ini membuat saya jadi termenung, memangnya selama ini mereka tidak pernah bisa membuat surat tawaran atau permohonan kerjasama?.
Itulah Gambaran dan MindSet dari daripada ASN kita, dan saya kadang berfikir mungkin (semoga saja asumsi saya ini salah) karena ini kerjasama dengan CSR BUMN sehingga tidak ada uang lelahnya (komisi-nya) dan ini tentu berbeda dengan kegiatan yang didanai oleh APBN atau APBD tentu akan lain ceritanya apalagi kalau supplier atau rekanan mereka yang menentukan kita sudah tahulah ceritanya. Semoga saja sekarang dengan adanya program “Revolusi Mental” atau dengan dorongan dari Walikota dan Bupatinya mental mereka bisa berubah, atau jangan-jangan dulunya mereka masuk jadi PNS bukan melalui Proses yang seharusnya tetapi melalui proses KKN (semoga aggapan ini salah) kenapa hal ini menjadi pikiran saya karena kalau seseorang masuk atau bekerja dengan proses yang benar tentu dia akan sungguh untuk menjalankan amanah atau kesempatan yang sudah dia peroleh sebagai aparatur negara yang dibayar dari Pajak dari Rakyat.
Semoga saja tulisan ini menjadi masukan bagi para ASN khususnya yang menangani bidang Pariwisata baik ditingkat Provinsi maupun Kabupaten dan Kota, sehingga nantinya kalau masyarakat melihat aparatnya sudah sungguh-sungguh bekerja tentu dengan senang hati atau secara sukarela akan membantu menyukseskan program yang sudah digulirkan oleh Pemerintah baik untuk Provinsi/Kabupaten/Kota maupun secara Nasional dari Kementrian Pariwisata dan kementrian terkait misalnya Kementrian Koperasi dan UKKM – Kementrian Desa dan Tranmigrasi serta Kominfo misalnya.
Terus apa yang bisa segera bisa dilakukan oleh Pemda Sumatera Barat khususnya Dinas Pariwisata,menurut hemat saya ada beberapa langkah atau beberapa hal:

1.                  Menyamakan persepsi para Stake Holder Pelaku Pariwisata di Sumatera Barat terutama tentu dengan Pak Gubernur dengan Jajaran OPD-nya serta DPRD, kemudian dengan seluruh Bupati dan Walikota serta Jajaran OPD-nya khususnya para kepala Dinas Pariwisata di masing-masing wilayah, kemudia tentu dengan para pelaku Industri Pariwisata sendiri misalnya ASATA, ASITA, PHRI dan Asosiasi Lainnya seperti Pemandu Pariwisata dan Agent Travel atau Rental Mobil  dan lainnya termasuk mungkin juga dengan Para Organisasi Para Perantu Minang yang juga bisa menjadi motor penggerak untuk  wisatawan lokal atau wisman misalnya. Hal ini penting dilakukan misalnya perlu menjelas apa itu beda Wisata Halal dengan Wisata Konvesional, apa yang harus dilakukan oleh masing-masing stake holder dan yang terakhir tentu adalah meng-edukasi bersama-sama masyarakat kita untuk memiliki kesadaran bersama pentingnya Pariwisata menjadi Lokomotif perekononomian Sumatera Barat khususnya.  Hal ini sangat penting dilakukan karena kita masih sering mendengar para pelaku atau tuan rumah Pariwisata di Destinasi utama masih belum bisa memberikan pelayanan tebaik kepada para tamu atau turis yang datang ke Sumatera Barat. Bahkan masih sering kita dengan para pemilik rumah makan “main pakuak’’ atau para pemilik travel atau mobil sewaan, demikinan juga hal lain ynag sederhana misalnya tarif parkir yang jauh lebih mahal dari Mal di Jakarta, ini misalnya kasus perparkiran di Kota Bukit Tinggi yang sempat jadi Viral di Medsos, dan Alhamdulillah Bapak Walikota yang baru (Bapak Ramlan Nurmatias) cepat tanggap dan sekarang sudah mulai tertata dengan baik.
2.                  Menjalin Kerjasama dan Komunikasi yang baik dengan Kementrian Pariwisata serta Instansi Terkait dengan kemajuan Pariwisata di Sumbar misalnya dengan Kementrian PUPR dan Bappenas serta Kementrian Keuangan dan Kementrian Perhubungan, dan Kominfo misalnya karena Instansi ini sangat memegang peranan penting dalam kemajuan atau penyediaan fasilitas atau Infrastruktur pendukung pariwisata di Sumbar mulai dari Fasilitas Jalan – Jembatan serta Fasilitas di Destinasi Wisata, Pelabuhan Udara, Laut serta Terminal serta jangan lupa Fasilitas Jaringan Komuninasi khususnya Jaringan Telepon dan Internet dan Data. Selain itu tidak ada salahnya menjalin kerjasama dengan Perusahaan besar khususnya BUMN seperti Semen Indonesia Group – Pupuk Indonesia Group – Telkom Group – Bank Nasional serta beberapa kelompok usaha lainnya untuk bisa menggunakan CSR mereka untuk mendukung kemajuan Pariwisata di Sumatera Barat.
3.                  Membenahi Infrastruktur dan Fasilitas Umum di Destinasi Utama Pariwisata yang paling utama misalanya Peta Petunjuk Lokasi, Fasilitas Sanitasi (MCK dll), Fasilitas Parkir serta tentunya meng-edukasi para pelaku usaha wisata yang ada mulai dari Akomodasi dan Rumah Makan/Restoran serta Fasilitas pendukung lainnya. Contoh yang paling gampang misalnya mewajibkan setiap Restoran dan Rumah Makan membuat daftar harga makanan serta jasa lainnya. Sehingga tidak ada lagi kita dengan istilah “kena pakuak” misalnya.
4.                  Memanfaatkan Dunia Digital dan Internet misalnyan untuk alat atau sarana memajukan Pariwisata di Sumbar mulai dari alat untuk memasarkan atau yang kita kenal dengan Digital Marketing serta yang jauh lebih penting untuk membangun atau meng-edukasi untuk sadar wisata dan bisa menjadi agent kemajuan pariwisata di Sumatera Barat misalanya dengan secara aktif mem-promosikan Pariwisata dengan aktif melakukan Like dan Share di FB atau Re-Tweet di Twitter atau Like/Love di Instagram misalnya. Dan seperti yang kita lihat sekarang yang lagi tayang yaitu Iklan Google (www.google.co.id) tentang Liburan yaitu melakukan Tagging destinasi wisata dan memberikan evaluasi atau penilaian dan posting foto/dokumentasi di Destinasi wisata yang dikunjungi, hal ini cukup membantu. Selain itu, dari Pemerintah sendiri juga bisa meng-edukasi masyarakat untuk melakukan Tagging Destinasi dan Fasilitas Pariwisata termasuk Hotel dan Restaurant serta HomeStay misalnya di Google Maps dan Paranomio misalnya. Sehingga kalau orang menjadi Destinasi Wisata mendapat informasi selenkap mungkin.


Penulis ingin membawas hal Nomor 1 dan 4 yaitu Peranan daripada stakeholder khususnya masyarakat dan penggunaan Digital Marketing untuk memajukan Dunia Pariwisata khususnya dalam program menjadi Sumatera Barat sebagai Destinasi Halal Terbaik di Dunia.
Sekarang kalau kita lihat saja dulu PNS yang ada di Sumatera Barat (2014) sebanyak 139.020 Orang  (Source : https://www.bps.go.id/linkTabelStatis/view/id/1163) dan kalau dikalikan dengan rata2 2 Anggota Keluarga menjadi sekitar 417.060 Orang. Bayangkan saja kalau 50% Aktif menggunakan Medsos seperti Facebook – Instagram atau Twitter dan suka nonton YouTube misalnya berarti ada sekita 200 Ribu Orang yang akan like and Share di FB atau misalnya ada 50 Ribu pengguna Instagram dan Twitter, maka setiap hari postingan tentang Pariwisata yang dimuat di Fan Pages atau di Tweet di Twitter akan menjadi Tending Topics minimal Indonesia bahkan dunia demikian juga halnya dengan Video Promosi di YouTube atau Snapchat atau video yang ada di Facebook. Bisa kita bayangkan itu baru dari unsur PNS, belum dari komunitas Alumni semisal UNAND-UNP-BungHatta dan Universitas lainnya yang ada di Sumatera Barat demikian juga halnya dengan Komunitas Alumni SMA yang ada di Sumatera Barat seperti SMA 1 Bukittinggi – IASMA SMA 1 Padang – SMA 2 Padand – IKASMANTRI SMA 3 Padang dan banyak lainnya. Belum lagi komunitas para perantau semisal Sulit Air Sepakat- Gonjong Limo – PKDP dll, bahka semisal Group Orang Minang di Facebook semisal Bakumpua Urang Minang member FB Groupnya sudah mencapai Lebih dari 100 Ribu (https://www.facebook.com/groups/337712489753290/) demikian juga dengan Demokrasi Ala Minangkabau sudah lebih dari 200 Ribu peserta.

Itulah sekilas gambaran besarnya potensi dari Masyarakat untuk membantu menyukseskan Promosi Potensi Pariwisata Halal serta Potensi Investasi serta Ekonomi lainnya di Ranah Minang.
Semoga gambaran ini menjadi motivasi buat kita semua untuk membantu menyukseskan program Wisata Halal di Sumatera Barat termasuk Kulinernya, sehingga bisa memberi manfaat maksimal untuk seluruh stakeholder terutama masyarakat atau anak nagari yang ada di ranah minang. Semoga...

Bekasi 29 Desember 2016

@Rizal2407 - Masrizal Umar


"Janganlah Berfikir Menjadi Orang Sukses Tapi Berusahalah Menjadi Orang yang Bernilai"

Tidak ada komentar:

Posting Komentar