Menindaklanjuti tulisan saya sebelumya tentang Marketing Learning Series – Harapan Baru
Untuk Pariwisata Halal Sumatera Barat kemarin banyak masukan dan tanggapan
dari pembaca tentang peran apa yang bisa dilakukan oleh masyarakat sebagai
salah satu stakeholder dalam menyukseskan atau menjadikan Sumatera Barat
sebagai Destinasi Halal Terbaik Dunia.
Mungkin sebelum kita membicarakan peranan yang bisa diambil
oleh masyarakat baik yang ada di kampung atau anak nagari maupun yang ada
diperantauan yang ingin sekali melihat Sumatera Barat atau Ranah Minangkabau
menjadi Destinasi Halal Terbaik di Dunia yang bisa memberikan manfaat untuk
kemajuan perekonomian Anak Nagari dan bisa membuka lapangan atau kesempatan
kerja dibanyak sektor, kami ingin mengkritisi sedikit mental dari para Aparatur
Sipil Negara (ASN) yang dulu kita kenal dengan Para Pejabat dan PNS
dilingkungan Pemerintahan Daerah baik Provinsi maupun Kabupaten/Kota.
Hal ini perlu kami sampai jangan sampai nantinya para
stakeholder khususnya masyarakat baik yang dikampung maupun diperantauan sudah
sungguh ingin memajukan Pariwisata Halal di Sumbar tetapi para pejabat dan team
tidak melakukan apa yang seharusnya mereka lakukan sebagai ASN yang sudah
diberi Amanah dan “kesempatan” untuk memberikan pelayanan serta inisiatif terbaik
untuk kemajuan Pariwisata di daerah kerja mereka masing-masing.
Ada pengalaman atau kisah nyata yang penulis alami sendiri
dalam rangka atau usaha membantu memajukan Dunia Pariwisata di Sumatera Barat
khususnya waktu Itu Salah satu Kota dan Kabupaten yang ada di Sumatera Barat
(Penulis tidak menyebutkan Kota dan Kabupaten untuk menghormati mereka yang
masih menjabat posisi yang sama sampai hari ini). Waktu itu sekitar bulan Mei
2016 Penulis berkesempatan untuk memberikan sharing best practices tentang
Digital Marketing dan Branding di 2 Kabupaten dan 1 Kotamadya, dan Alhamdulillah
di Ikuti oleh Pimpinan SKPD dan Teamnya dan Insha Allah bisa memberikan Insight
tentang Digital Marketing dan Branding serta Digital Learning dan Knowledge
Management. Sebagai tindak lanjutnya penulis juga berinisiatif untuk membuatkan
semacam YouTube Channel untuk promosi
Potensi Wisata dan Investasi di masing-masing Kabupaten dan Kota termasuk
Provinsi Sumatera Barat. (Note: Alhamdulillah sejak Agustus 2016 Semua
Kabupaten dan Kota serta Provinsi sudah siap YouTube Channelnya).
Pertanyaan berikutnya tentu kita bicara Update Content dari
Channel yang sudah dibuat dan dalam hal ini penulis berinisiatif menghubungi
beberapa orang teman yang kebetulan sudah menjadi BOD di Salah Satu BUMN yang
ada di Sumatera Barat dan dalam diskusi tersebut sudah ada komitment dari
management untuk membantu mempromosikan Potensi Pariwisata dan Investasi di
Sumetera Barat dan untuk Pilot Project akan dibuat di Satu Kota dan Satu
Kabupaten yang ada di Sumatera Barat, dan secara prinsip Management BUMN
tersebut untuk membantu membuatkan content Marketing berbentuk Video Promosi
berkualitas Premium atau 4K/HD dan secara teknis layak tayang atau menjadi TVC.
Untuk nilai nominal dibudget-kan sekitar 50 Juta Rupiah untuk masing-masing Kota
dan Kabupaten. Saya secara pribadi tentu senang sekali mendapat dukungan dari
CSR BUMN tersebut dan secara personal memberi tahu kepada Bapak Bupati dan Walikota
dan beliau memberikan Disposisi untuk Menhubungi Kepala Dinas Pariwisata
masing-masing, untuk segera mem-follow up tawaran kerjasama dari BUMN tersebut
dan mereka atau pihak Management hanya minta semacam surat permohonan kerjasama
yang sebaiknya ditandatangi oleh Bupati/Walikota atau minimal Sekretaris
Daerah.
Singkat cerita para pejabat terkait sudah kami hubungi dan menyampaiakan
niat baik dari BUMN tersebut untuk menjadi Sponsor pembuatan Video Promosi
Pariwisata dan Investasi didaerah tersebut, termasuk Contact Person bahkan
sampai kami berikan Mobile Number (HP/WA) dari Direksi yang bisa memberikan
keputusan atau decission, tetapi apa yang terjadi sampai tulisan ini kami buat
belum ada follow up, bahkan ada yang lebih lucu statement dari salah satu staf
Dinas Pariwisata/Pemda untuk meminta saya membuatkan suratnya atau contoh
proposalnya, hal ini membuat saya jadi termenung, memangnya selama ini mereka
tidak pernah bisa membuat surat tawaran atau permohonan kerjasama?.
Itulah Gambaran dan MindSet dari daripada ASN kita, dan saya
kadang berfikir mungkin (semoga saja asumsi saya ini salah) karena ini
kerjasama dengan CSR BUMN sehingga tidak ada uang lelahnya (komisi-nya) dan ini
tentu berbeda dengan kegiatan yang didanai oleh APBN atau APBD tentu akan lain
ceritanya apalagi kalau supplier atau rekanan mereka yang menentukan kita sudah
tahulah ceritanya. Semoga saja sekarang dengan adanya program “Revolusi Mental”
atau dengan dorongan dari Walikota dan Bupatinya mental mereka bisa berubah,
atau jangan-jangan dulunya mereka masuk jadi PNS bukan melalui Proses yang
seharusnya tetapi melalui proses KKN (semoga aggapan ini salah) kenapa hal ini
menjadi pikiran saya karena kalau seseorang masuk atau bekerja dengan proses
yang benar tentu dia akan sungguh untuk menjalankan amanah atau kesempatan yang
sudah dia peroleh sebagai aparatur negara yang dibayar dari Pajak dari Rakyat.
Semoga saja tulisan ini menjadi masukan bagi para ASN
khususnya yang menangani bidang Pariwisata baik ditingkat Provinsi maupun
Kabupaten dan Kota, sehingga nantinya kalau masyarakat melihat aparatnya sudah
sungguh-sungguh bekerja tentu dengan senang hati atau secara sukarela akan
membantu menyukseskan program yang sudah digulirkan oleh Pemerintah baik untuk
Provinsi/Kabupaten/Kota maupun secara Nasional dari Kementrian Pariwisata dan
kementrian terkait misalnya Kementrian Koperasi dan UKKM – Kementrian Desa dan
Tranmigrasi serta Kominfo misalnya.
Terus apa yang bisa segera bisa dilakukan oleh Pemda Sumatera
Barat khususnya Dinas Pariwisata,menurut hemat saya ada beberapa langkah atau
beberapa hal:
1.
Menyamakan
persepsi para Stake Holder Pelaku Pariwisata di Sumatera Barat terutama tentu
dengan Pak Gubernur dengan Jajaran OPD-nya serta DPRD, kemudian dengan seluruh
Bupati dan Walikota serta Jajaran OPD-nya khususnya para kepala Dinas
Pariwisata di masing-masing wilayah, kemudia tentu dengan para pelaku Industri
Pariwisata sendiri misalnya ASATA, ASITA, PHRI dan Asosiasi Lainnya seperti
Pemandu Pariwisata dan Agent Travel atau Rental Mobil dan lainnya termasuk mungkin juga dengan Para
Organisasi Para Perantu Minang yang juga bisa menjadi motor penggerak
untuk wisatawan lokal atau wisman
misalnya. Hal ini penting dilakukan misalnya perlu menjelas apa itu beda Wisata
Halal dengan Wisata Konvesional, apa yang harus dilakukan oleh masing-masing
stake holder dan yang terakhir tentu adalah meng-edukasi bersama-sama
masyarakat kita untuk memiliki kesadaran bersama pentingnya Pariwisata menjadi
Lokomotif perekononomian Sumatera Barat khususnya. Hal ini sangat penting dilakukan karena kita
masih sering mendengar para pelaku atau tuan rumah Pariwisata di Destinasi
utama masih belum bisa memberikan pelayanan tebaik kepada para tamu atau turis
yang datang ke Sumatera Barat. Bahkan masih sering kita dengan para pemilik
rumah makan “main pakuak’’ atau para pemilik travel atau mobil sewaan,
demikinan juga hal lain ynag sederhana misalnya tarif parkir yang jauh lebih
mahal dari Mal di Jakarta, ini misalnya kasus perparkiran di Kota Bukit Tinggi
yang sempat jadi Viral di Medsos, dan Alhamdulillah Bapak Walikota yang baru
(Bapak Ramlan Nurmatias) cepat tanggap dan sekarang sudah mulai tertata dengan
baik.
2.
Menjalin
Kerjasama dan Komunikasi yang baik dengan Kementrian Pariwisata serta Instansi
Terkait dengan kemajuan Pariwisata di Sumbar misalnya dengan Kementrian PUPR
dan Bappenas serta Kementrian Keuangan dan Kementrian Perhubungan, dan Kominfo
misalnya karena Instansi ini sangat memegang peranan penting dalam kemajuan
atau penyediaan fasilitas atau Infrastruktur pendukung pariwisata di Sumbar
mulai dari Fasilitas Jalan – Jembatan serta Fasilitas di Destinasi Wisata,
Pelabuhan Udara, Laut serta Terminal serta jangan lupa Fasilitas Jaringan
Komuninasi khususnya Jaringan Telepon dan Internet dan Data. Selain itu tidak
ada salahnya menjalin kerjasama dengan Perusahaan besar khususnya BUMN seperti
Semen Indonesia Group – Pupuk Indonesia Group – Telkom Group – Bank Nasional
serta beberapa kelompok usaha lainnya untuk bisa menggunakan CSR mereka untuk
mendukung kemajuan Pariwisata di Sumatera Barat.
3.
Membenahi
Infrastruktur dan Fasilitas Umum di Destinasi Utama Pariwisata yang paling
utama misalanya Peta Petunjuk Lokasi, Fasilitas Sanitasi (MCK dll), Fasilitas
Parkir serta tentunya meng-edukasi para pelaku usaha wisata yang ada mulai dari
Akomodasi dan Rumah Makan/Restoran serta Fasilitas pendukung lainnya. Contoh yang
paling gampang misalnya mewajibkan setiap Restoran dan Rumah Makan membuat
daftar harga makanan serta jasa lainnya. Sehingga tidak ada lagi kita dengan istilah
“kena pakuak” misalnya.
4.
Memanfaatkan
Dunia Digital dan Internet misalnyan untuk alat atau sarana memajukan
Pariwisata di Sumbar mulai dari alat untuk memasarkan atau yang kita kenal
dengan Digital Marketing serta yang jauh lebih penting untuk membangun atau
meng-edukasi untuk sadar wisata dan bisa menjadi agent kemajuan pariwisata di
Sumatera Barat misalanya dengan secara aktif mem-promosikan Pariwisata dengan
aktif melakukan Like dan Share di FB atau Re-Tweet di Twitter atau Like/Love di
Instagram misalnya. Dan seperti yang kita lihat sekarang yang lagi tayang yaitu
Iklan Google (www.google.co.id) tentang Liburan yaitu melakukan Tagging
destinasi wisata dan memberikan evaluasi atau penilaian dan posting
foto/dokumentasi di Destinasi wisata yang dikunjungi, hal ini cukup membantu.
Selain itu, dari Pemerintah sendiri juga bisa meng-edukasi masyarakat untuk
melakukan Tagging Destinasi dan Fasilitas Pariwisata termasuk Hotel dan
Restaurant serta HomeStay misalnya di Google Maps dan Paranomio misalnya.
Sehingga kalau orang menjadi Destinasi Wisata mendapat informasi selenkap
mungkin.
Penulis ingin membawas hal Nomor 1 dan 4 yaitu Peranan
daripada stakeholder khususnya masyarakat dan penggunaan Digital Marketing
untuk memajukan Dunia Pariwisata khususnya dalam program menjadi Sumatera Barat
sebagai Destinasi Halal Terbaik di Dunia.
Sekarang kalau kita lihat saja dulu PNS yang ada di Sumatera
Barat (2014) sebanyak 139.020 Orang (Source : https://www.bps.go.id/linkTabelStatis/view/id/1163)
dan kalau dikalikan dengan rata2 2 Anggota Keluarga menjadi sekitar 417.060
Orang. Bayangkan saja kalau 50% Aktif menggunakan Medsos seperti Facebook –
Instagram atau Twitter dan suka nonton YouTube misalnya berarti ada sekita 200
Ribu Orang yang akan like and Share di FB atau misalnya ada 50 Ribu pengguna
Instagram dan Twitter, maka setiap hari postingan tentang Pariwisata yang
dimuat di Fan Pages atau di Tweet di Twitter akan menjadi Tending Topics
minimal Indonesia bahkan dunia demikian juga halnya dengan Video Promosi di
YouTube atau Snapchat atau video yang ada di Facebook. Bisa kita bayangkan itu
baru dari unsur PNS, belum dari komunitas Alumni semisal UNAND-UNP-BungHatta
dan Universitas lainnya yang ada di Sumatera Barat demikian juga halnya dengan
Komunitas Alumni SMA yang ada di Sumatera Barat seperti SMA 1 Bukittinggi –
IASMA SMA 1 Padang – SMA 2 Padand – IKASMANTRI SMA 3 Padang dan banyak lainnya.
Belum lagi komunitas para perantau semisal Sulit Air Sepakat- Gonjong Limo –
PKDP dll, bahka semisal Group Orang Minang di Facebook semisal Bakumpua Urang Minang member FB
Groupnya sudah mencapai Lebih dari 100 Ribu (https://www.facebook.com/groups/337712489753290/)
demikian juga dengan Demokrasi Ala Minangkabau sudah lebih dari 200 Ribu
peserta.
Itulah sekilas gambaran besarnya potensi dari Masyarakat
untuk membantu menyukseskan Promosi Potensi Pariwisata Halal serta Potensi
Investasi serta Ekonomi lainnya di Ranah Minang.
Semoga gambaran ini menjadi motivasi buat kita semua untuk
membantu menyukseskan program Wisata Halal di Sumatera Barat termasuk
Kulinernya, sehingga bisa memberi manfaat maksimal untuk seluruh stakeholder
terutama masyarakat atau anak nagari yang ada di ranah minang. Semoga...
Bekasi 29 Desember
2016
@Rizal2407
- Masrizal Umar
"Janganlah Berfikir Menjadi Orang Sukses Tapi
Berusahalah Menjadi Orang yang Bernilai"
Tidak ada komentar:
Posting Komentar