Sabtu, 31 Desember 2016

Digital Learning Series – Potensi Ekonomi Perantau Minangkabau di Indonesia


Kalau kita melihat judul diatas bukan bermaksud primordialisme atau lebih ekstrim lagi chauvisnisme tetapi tulisan semata hanya dimaksud untuk membangun kesadaran bersama para perantau Minangkabau atau Sumatera Barat yang ada diperantauan kalau kita bersatu atau saling menjalin kerjasama tidak hanya secara sosial melalui organisasi Ikatan Keluarga Minang yang ada tetapi akan lebih besar lagi manfaatnya kalau potensi yang ada bisa menggerakkan perekonomian secara masif dan modern sehingga membuat daya unkit yang besar atau leveraging sehingga bisa memberi manfaat maksimal bagi para perantau minang khususnya dan bangsa Indonesia pada umumnya.
Hal ini menjadi penulis untuk membahasnya lebih detai karena selama ini sudah banyak wacana diskusi baik di Group Facebook maupun WAG yang ada untuk memajukan perekenomian anak bangsa khususnya UMKM dan lebih mengerucut lagi UMKM para perantau minang. Hal ini lebih terasa besar lagi semangatnya setelah Aksi Bela Islam ABI212 yang pada waktu bersamaan muncul ajakan untuk memboikot salah satu produk serta semakin santernya cengkeraman ekonomi oleh Sembilan Naga terutama dalam bidang perbankan serta perdagangan. Kami tidak ingin membahas tentang Sembilan Naganya, tapi kita lebih baik apa yang bisa kita perbuat ditengah momentum bangkitnya kesadaran tentang upaya untuk membangun ekonomi Umat Islam umumnya dan ekonomi para perantau minang khususnya.
Khusus untuk para perantau minang selain momentum utama ABI212 ada lagi momentum lainnya yang bisa menjadi penyemangat kita untuk lebih memperhatikan atau menggarap potensi ekonomi para perantau minang ini secara sungguh dan mengajak semua lapisan dan stakeholder baik dari para perantau sendiri dan organisasasi para perantau minang seperti IKM daerah yang sudah ada, serta dibulan Oktober 2016 sudah terbentuk juga Organnisasi Minang yang baru dan lebih modern dan lebih moderat yaitu Ikatan Keluarga Minang yang dipimpin oleh Bapak Mayjen Purn Fuad Basya https://id.wikipedia.org/wiki/M._Fuad_Basya . IKM ini sifatnya bukan menggantikan peranan Ikatan Keluarga atau organisasi  perantau minang yang sudah ada tetapi lebih merangkul dan saling melengkapi dan masing-masing IKM yang sudah ada tetap jalan dengan AD/ART yang sudah ada.  IKM ini diharapkan menjadi pemersatu sehingga diharapkan nantinya dengan konsep organisasi yang modern dan dilengkapi  infrastruktur yang lebih modern misalnya Penerapan ICT yang mumpuni untuk mendukung jalannya organisasi tentu akan memudahkan untuk mendata semua potensi perantua minang yang ada. Demikian juga pada bulan Desember ini juga sudah terpilih Ketua Umum Gebu Minang yang baru yang dipimpin juga oleh Tokoh Bisnis dan Politik Nasional yaitu Bapak Oesman Sapta Odang  https://id.wikipedia.org/wiki/Oesman_Sapta_Odang yang beberapa hari sebelumnya juga terpilih menjadi Ketua Umum Hanura menggantikan Bapak Jendral Purn Wiranto.
Kalaulah Dua Organisasi Minang yang bersifat Nasional Ini saling bersinergi dan bekerjasama untuk memajukan ekonomi para perantau minang tentu Insha Allah hasilnya akan sangat luar biasa dan akan memberikan manfaat bagi seluruh perantau minangkabau dan syukur-syukur juga bisa menarik gerbong ekonomi di ranah minang dengan membantu untuk memasarkan produk-produk dari kampung misalnya saja hasil pertanian dan perkebunan termasuk Industri Kerajinan kecil serta Industri Kreatif lainnya.

Selain momentum terbentuknya pengurus Organisasi para perantua minang juga ada momentum mulai diluncurkannya Outlet Modern MinangMart di Padang dan sekaligus langsung ada 2 Outlet, dan ini diharapkan bisa menjadi Bisnis Model untuk modern channel marketplace. Terlepas masih ada kontroversi yang ada harusnya kita semua stakeholder masyarakat dan perantau minang termasuk pemerintah daerah sendiri untuk memastikan MinangMart kembali ketujuan awal untuk menyediakan MarketPlace modern channel dengan mengutataman produk-produk UMKM di ranah minang yang katanya bisa mencapai 25% dari space display yang tersedia. Menurut hemat kami ini sudah cukup besar dibandingkan dengan Alfamart atau Indomart yang sudah tersebar di seantero Nusantara. Kemudian akan lebih baik lagi kalau pemilik dari MinangMart itu adalah para pemilik Toko atau Kedai yang sudah ada yang di-upgrade menjadi Modern Channel dengan dibantu Financing oleh Bank Nagari dan disupport oleh Jamkrida misalnya atau Financing lainnya misalnya Koperasi Syariah misalnya. Nantinya diharapkan MinangMart tidak hanya dibuka di Sumatera Barat tetapi diseluruh Nusantara seperti halnya Alfamart dan Indomaret. Untuk tahap awal memang fokus di Sumatera Barat dulu tapi tidak ada salahnya juga mulai dibuat rencana Bisnis untuk dibuka di luar Sumatera Barat misalnya di Pekanbaru, Jambi dan Jabodetabek dan Bandung misalnya.

Selain hal diatas  juga ada beberapa E-Commerce yang digagas oleh para perantau Minang misalnya GerobakOnline.Com yang dimotori oleh PT. Rosda Karya di Bandung. Kalau Platforms e-commerce ini bisa disinergikan dengan semua potensi UMKM para perantau minang yang ada tentu hasilnya akan luar bisa untuk membesarkan e-commerce yang katanya sangat komit untuk memasarkan produk-produk UMKM dari Sumatera Barat misalnya Aneka Produk Olahan daging seperti Rendang, Dendeng, Kerupuk Kulit, dll. Demikian juga dengan produk kreatif lainnya seperti kain songket dari Pandai Sikek misalnya atau produk-produk hasil laut seperti Rakik Maco /Peyek Ikan dari Pesisir Selatan atau Pariaman misalnya serta banyak aneka produk lainnya yang butuh pasar diluar Sumatera Barat.
Kemudian kalau kita lihat lagi potensi Ekonomi dari para perantau minang yang sudah ada misalnya Rumah Makan Minang/Padang yang ada di Jabodetabek saja misalnya mungkin jumlah lebih dari 10.000 Unit kalau dibentuk organisasi semacam Koperasi misalnya Koperasi Syariah Pedagang Nasi Padang Jabodetabek misalnya maka bisa dibayangkan berapa banyak produk yang bisa dikelola atau disupply oleh para koperasi tersebut dan tentunya koperasi itu juga mengambil barang atau produk dari pedagang minang yang sudah ada. Tujuan utama Koperasi lebih dimaksudkan untuk memperbaiki rantai supply atau Supply Chain Management sehingga diharapkan koperasi bisa langsung dari tangan pertama atau maksimal tangan kedua sehingga bisa mendapatkan harga terbaik dan selalu kompetitif dan yang lebih penting lagi adalah harga yang stabil. Kita bisa mulai dari Kebutuhan Daging saja misalnya saja kalau rata-rata 1 warung butuh 3 Kilogram Daging Misalnya berarti ada kebutuhan atau permintaan 30.000.kg atau 30 Ton Daging segar yang kalau dikonversi bisa setara dengan 100 ekor sapi perhari. Demikian juga dengan beras kalau 50 Kg sehari berarti butuh 500.000 Kg atau 500 Ton per hari, demikian juga selanjutnya dengan Cabe Merah, Ayam Potong, Ikan, Kelapa, Minyak Goreng, dan lain-lain. Termasuk juga nantinya dengan tempat usaha atau Bisnis Properti baik yang sifatnya sewa maupun dibeli.
Saya membayangkan Koperasi Syariah ini dikelola seperti perusahaan supply chain yang modern dan dilengkapi oleh ICT yang mumpuni tentu ini akan menjadi kekuatan ekonomi baru yang nilai perputaran uangnya tiap tahun bisa trilyunan ambil saja rata-rata omset rumah makan Padang dari yang besar sampai yang kecil rata-rata 2 Juta Per Hari berarti kalau ada 10.000 akan ada 20 Milyar per hari atau 600 Milyar per Bulan atau 7.2 T per tahun ini bukan jumlah yang kecil.
Tentu Koperasi tidak hanya mengeruk keuntungan semata tetapi juga lebih penting adalah memberikan pelatihan dasar-dasar mengelola keuangan dan prinsip HACCP (Hazard Analysis and Critical Control Point) System atau GMP (Good Manufacturing Practices)  untuk memastikan bahwa produk-produk makanan yang dijual senantiasa sehat dan aman, disamping itu Koperasi ini juga bisa sekaligus menjadi semacam Koperasi Simpan Pinjam syariah sehingga bisa membantu permodalan terutama yang baru mulai berusaha dan tidak ada salahnya juga memberikan pelatihan resep makanan yang umum sehingga menarik orang untuk membeli karena makanan yang enak dan bergizi misalnya.
Itu baru dari Rumah makan Padang belum lagi dari para pedagang tekstil dan garment yang jumlah juga hampir sama atau mungkin lebih banyak lagi dari rumah makan Padang demikian juga halnya dengan pedagang kelontong yang kalaulah benar misinya Minang Mart meng-upgrade para pedagang tradisional menjadi modern channel juga ini menjadi pasar atau potensi yang besar untuk digarap disamping peluang untuk Investor untuk membuka channel baru seperti halnya Alfamart dan Indomart tetapi tentu dengan prinsipnya bukan Franchise tapi ada bentuk kerjasama dan pemberdayaan sehingga bukan hanya Franchisor-nya saya yang selalu untuk tetapi adalah kedua belah pihak atau sama-sama maju.
Tahapan selanjutnya tentu kalau pasar sudah terbentuk tentu kita mulai berfikir bagaimana berfikir juga untuk mulai memikirkan untuk membuat produk-produk pengganti dari Industri misalnya Kecap dan Sambel yang dihasilkan oleh UMKM-UMKM tentu dengan kualitas dan stadard yang tidak kalah dengan produksi pabrik besar. Kalau kesempatan diberikan dan pembinaan yang cukup tentu Insha Allah para UMKM ini akan bisa berkembang dan tidak menutup kemungkinan bisa juga membangun Pabrik yang modern nantinya.
Itulah sebagian gambaran peluang dan potensi yang bisa digarap dengan profesional dan modern yang paling utama adalah dalam pengelolaan supply chain misalnya untuk Daging – Ayam – Cabe dan Bawang misalnya, dan bila perlu Koperasi nanti akan membeli produk lansung dari Produsen utama misalnya untuk bawang bisa Brebes atau dari Solok Misalnya. Demikian juga dengan Cabai bisa langsung dari petaninya dan kerjasama dengan Koperasi Petani yang ada dan bisa perlu dibuatkan Storage Room yang besar dan khusus untuk Rumah Makan Padang Cabenya mungkin bisa disimpan dalam bentuk sudah digiling sehingga lebih mudah disimpan dalam storage room.
Tugas selanjutnya tentu melahirkan pengusaha-pengusaha muda yang baru sehingga DNA saudagar yang ada pada orang Minangkabau bisa diasah dan mimpi untuk melahirkan 10.000 pengusaha muda Minangkabau bukanlah mimpi tetapi adalah sesuatu yang bisa dilakukan selama diberikan pembinaan dan Inkubasi serta yang penting tentu kesempatan serta Bantuan Modal dan peluang pasar sehingga cepat mandiri, sebagai Ilustrai lulusan SLTA di Sumatera Barat saja tiap tahunnya mencapa 70.000/Tahun sehingga jumlah 10.000 adalah jumlah yang wajar. Semoga hal ini cepat terwujud..Amin Yaa Rabbal Alamin

Bekasi, 1 Januari 2017

@Rizal2407 - Masrizal Umar

"Janganlah Berfikir Menjadi Orang Sukses Tapi Berusahalah Menjadi Orang yang Bernilai"

Tidak ada komentar:

Posting Komentar